Beberapa hari yang lalu, ksatria kecil kami memasuki usia ke 3. Telah 3 tahun lamanya dia menikmati waktunya di dunia di hadapannya. Apakah dia menikmatinya... I do really hope he does.. Meskipun terkadang orang dewasa kelihatan lebih punya banyak waktu (dengan segala akitivas mereka) dibandingkan seorang anak kecil yang mempunyai seluruh kehidupan di hadapannya.. Terkadang mereka merasa hal ini tidak perlu dikerjakan sekarang dan hal itu harus dilakukan sekarang juga...
Waktu.. Apakah waktu itu... Itu adalah salah satu pertanyaan yang sering muncul di novel2 pengarang favoritku, Jostein Gaarder.. Waktu itu tergantung bagaimana kita melihatnya..
Semalam baru saja saya membaca mengenai kehidupan seorang pegawai di Swedia. Di kolom Ultimate U hari itu, waktu bukanlah uang.. Time is not money.. Waktu adalah saat yang harus dinikmati, dengan keluarga maupun melakukan apapun yang disukai. Memang terdengar egois, tapi saya menyetujui pemikiran tersebut. DI kolom tersebut, penulis bercerita tentang rekan penanya yang berasal dari Swedia dan berprofesi sebagai karyawan, mendapatkan libur panjang selama 3 (tiga) bulan setahun dengan gaji penuh. Dan para pegawai itu dipersilahkan jalan2 keluar negeri untuk 'merecharge' sekaligus berlibur bersama keluarga atau orang tercinta. Wow, 3 bulan setahun... Di Indonesia mungkin hanya para pengusaha sukses yang bisa melakukan hal itu.. Di samping itu, yang lebih mencengangkan lagi, di Swedia sana, beberapa perusahaan akan meng'off'kan kantor apabila cuaca cerah dan mempersilahkan para karyawannya menghabiskan waktu bersama keluarga mereka. Kalau di Indonesia mungkin pas cuaca buruk, baru deh perusahaan 'maklum' apabila karyawan nggak masuk kerja.. Apalagi kalau rumah karyawan tersebut langganan banjir... Miris..
Kembali kepada ksatria kecilku, di 3 tahun pengalaman hidupnya, dia memasuki tahap yang biasa disebut pengembangan otaknya. Dia mulai mengenal huruf, warna dan bentuk. Bisa dibilang kemajuannya cukup pesat juga karena dia sudah bisa mengeja meskipun belum bisa membaca. Rasa bersalah terkadang merasukiku, apakah aku mendorongnya terlalu keras? Aku benar2 menginginkan sang ksatria menikmati waktu hidupnya.. Tidak dikejar oleh apa yang dunia sodorkan padanya. Aku menginginkan dia memilih apa yang bisa dia ambil dari dunia..
Aku sering sekali membisikkan 'The Knight's Old Code' dengan harapan dia bisa membedakan mana yang benar dan salah. Mana yang baik untuk dirinya dan mana yang tidak. Terkadang aku juga membacakannya 'The Manual of The Warrior of the Light' karena aku menginginkan dia memiliki pertimbangan yang lebih obyektif dan sederhana dalam segala hal.
Waktu untuknya mungkin hanya sekelebatan diantara segala keasyikan yang dia lakukan. Saat aku harus meninggalkannya pergi beberapa hari, sang ksatria dengan gayanya yang khas melonjak2 sambil melambaikan tangan dan melepaskan kecupan di udara. Seolah dia bahagia melepaskan kepergianku beberapa hari lamanya. Sementara aku merasa berat sekali melihat tampangnya yang bahagia dan mulai merindukannya.
Suatu hari nanti mungkin dia akan membaca catatan2ku dan memahami betapa berat aku meninggalkannya di usia keemasannya. Melapaskan dia dari arahanku untuk perkembangannya di kemudian hari. Tapi untuk diketahui all I do is for him. I love him so much.. He is my life and he always will..