Saat itu pertengahan Februari. Kami merasa hidup kami tidak bisa lebih baik lagi. Kami baru saja dikaruniai putra kedua yang lahir 10 Januari 2013, Yan Haritz, dan kami sedang mempersiapkan aqiqah untuknya yang diadakan Sabtu, 16 Februari 2013. Namun Tuhan punya rencana lain untuk kami...
Beberapa hari sebelum hari aqiqah, tangan kiri putra pertama dan ksatria kecil kami tiba2 lumpuh. Hal ini cukup mencolok karena Lie biasanya sangat pecicilan dan gratilan, sehingga kelihatan sekali saat dia tidak menggunakan tangan kirinya.
Akhirnya kami ke dokter anak senior di Sukma Sakti untuk memeriksakan kondisi Lie. Sang dokter hanya menyarankan untuk segera ke dokter syaraf anak di Klinik Anakku, Kelapa Gading. Karena antrian yang panjang dari pasien dr. Hardiono di Klinik Anakku, Lie baru mendapat jadwal 4 hari setelah disarankan oleh dokter anak. Dr. Hardiono hanya memeriksa Lie sekilas dan menyarankan segera MRI. Karena memerlukan anestesi, maka kegiatan MRI baru bisa dilakukan hari Senin, 25 Februari 2013. Setelah selesai MRI aku langsung menghadap dr. Hardiono untuk minta saran selanjutnya.
Diagnosis dr. Hardiono adalah ada gumpalan di otak Lie. Bentuknya semi padat dan padat. Gumpalan tersebut yang menekan otak kanannya, sehingga menyebabkan tangan kirinya lumpuh. Dr. Hardiono merujuk untuk segera ke RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading untuk segera tindakan. Kondisi Lie saat itu sudah 'serius', menurut dokter. Tindakan yang dilakukan terhadap Lie, sebagai gambaran dari dr. Hardiono, kemungkinan ada tindakan biopsi utk meneliti apa materi dari gumpalan tersebut. Apabila bisa diobati dari luar, maka tidak perlu dibedah. Namun jika tidak bisa diobati dari luar, maka otak Lie perlu dibedah dan diambil gumpalan tersebut. Bahkan dr. Hardiono menyarankan langsung ke RS Mitra Keluarga, tanpa perlu pulang dulu.
Dunia rasanya runtuh saat mendengar itu. Bedah otak... Nggak kebayang kayaknya mendengar istilah itu. Jika ada yang mengucapkan kata itu, mungkin aku hanya mengucap: Naudzubillah...
Singkat cerita, kami memutuskan untuk tidak langsung tindakan, tapi ingin mencari referensi dulu untuk perlakuan medis mengenai otak yang sekiranya terbaik untuk anak2. Dan kami menemukan referensi terbaik adalah Prof. Eka di RS. Siloam Karawaci. Kamipun membuat janji temu yang mendapat jadwal 26 April 2013.
Namun lagi2 rencana Tuhan berkata lain.
Akhir Maret, setelah Lie menginap di RS Rawamangun selama 1 minggu akibat dehidrasi sedang-berat (dia nggak mau makan dan minum selama 2 hari penuh sebelum di rawat, namun kondisinya sangat membaik selama dirawat) kondisi Lie drop setelah BAB sebanyak 3x di hari Minggu dan Senin. Puncaknya di hari Senin, 1 April 2013, kondisi Lie bener2 drop. Dia mulai setengah sadar, tangannya gemetar dan kakinya kaku. Kakakku yang pernah mengirimkan email ke gammaknife.com mengenai kondisi Lie disarankan untuk menemui dr. Lutfi. Gammaknife adalah teknologi Prof. Eka yang dikembangkan di RS. Siloam Karawaci. Dr. Lutfi adalah salah satu tim bedah syaraf yang diketuai oleh Prof. Eka.
Rabu, 3 April 2013 sore, kami menemui dr. Lutfi. Franky, suamiku, sudah memutuskan untuk mengikuti jalan apapun yang disarankan oleh dokter untuk kebaikan Lie. Penjelasan dr. Lutfi yang simpatik membuat kami yakin untuk menyerahkan kegiatan bedah otak Lie di tangan sang dokter dan tim nya.
Jumat, 5 April 2013 kegiatan bedah dilakukan. Dr. Lutfi sudah menginformasikan hal2 terkait kegiatan bedah termasuk lamanya kegiatan bedah tersebut yg secepat2nya 6 jam dan selama2nya bisa sampai 10 jam. Ooohhh.... 10 jam melakukan operasi.... Nggak kebayang deh, capeknya, tapi kami pasrah saja menerima semua informasi tersebut.
Setelah 6 jam proses operasi, Lie dipindahkan ke ruang ICU dan sudah sadar 3,5 jam berikutnya. Dan dia juga tidak rewel bahkan relatif lebih banyak tertawa disana meskipun tubuh mungilnya dipenuhi selang sana sini dan dikelilingi alat2 yang notabene lebih besar dari tubuhnya.
Senin, 8 April 2013 lie dipindahkan ke ruang rawat. Meskipun kondisinya masih kelihatan memprihatinkan, namun rupanya kondisi vital nya sudah stabil. Alhamdulillah. Di ruang rawat kami menghabiskan waktu lebih dari 2 minggu karena kondisi kekakuan Lie yang belum normal. Rahang kiri, tangan kiri dan kaki kirinya masih belum bisa berfungsi sempurna. Meskipun di minggu pertama tim dokter bedah syaraf sudah memperbolehkan Lie pulang, namun dokter anak, dokter gizi dan dokter fisioterapi masih belum menyarankan untuk pulang.
Kami baru pulang hari Selasa, 23 April 2013 setelah Lie dapat memasukkan makanan setengah padat dan menerima alat fisioterapi untuk membuat tangan kirinya berada pada posisi sempurna.
Jalan menuju kesembuhan total Lie masih panjang. Jenis tumor yang diderita Lie, craniopharyngioma, adalah jenis yang lengket di thalamus, sehingga dokter tidak bisa mengangkat seluruh tumor tersebut tanpa mengganggu sistem hormonnya. Adapun gumpalan yang menekan otak kanan Lie merupakan cairan yang dihasilkan oleh tumor tersebut. Sebagai antisipasi, tim dokter sudah menyiapkan selang di kepala Lie yang memungkinkan untuk disedot keluar apabila tumor sudah menghasilkan cairan terlalu banyak. Treatment selanjutnya adalah radiasi (sinar) untuk menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tumor tersebut.
Jenis tumor ini rupanya menyerang anak2 usia 2-11 tahun dan kebanyakan berjenis kelamin laki2. Tumor ini biasanya menyerang mata sehingga tidak sedikit yang gejalanya adalah rabun atau buta yang dilanjutkan dengan lumpuh, koma lalu.. ya, meninggal apabila tidak segera mendapat pertolongan. Untuk beberapa kasus bahkan ada gejala yang menyebabkan perubahan sikap pada anak yang mengidapnya, misalnya menjadi lebih sopan dan lembut. Yang pasti ini jenis tumor yang tidak bisa dihilangkan begitu saja karena sifatnya yang lengket.
Saat tulisan ini dibuat, kondisi Lie sudah mulai membaik. Dia sudah mulai cerewet, fungsi motorik tangan dan kakinya masih perlu dilatih sehingga Lie melanjutkan fisioterapi di RS. OMC (Ongkomulyo) setiap seminggu 2-3x. Kepala bagian kanan dimana tertanam selang agak sedikit benjol berisi cairan. Menurut dokter, hal ini tidak membahayakan, namun kami sangat menantikan waktu kontrol Senin, 29 April 2013 besok untuk menanyakan hal ini. Kami terus berharap yang terbaik, semoga kondisi Lie dipulihkan seperti semula. Baik kondisi tubuhnya maupun penglihatannya.
Kami masih percaya bahwa Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik bagi kami, seperti yang sudah kami rasakan selama ini..
Banyak sekali dukungan dari teman2 dan saudara2 baik dukungan moril maupun materil bagi kami di saat2 tergelap kami. Dukungan yang timbul dari rekan yang sungguh tidak kami duga. Bahkan beberapa dukungan datang dari rekan yang tidak begitu dekat. Untuk itu semua, kami mengucapkan terima kasih untuk teman2 kami. Mohon doa restu untuk treatmen Lie selanjutnya semoga dilancarkan dan dimudahkan. Amin.
Terimakasih sebesar2nya untuk Bapak Hadi Nursanto dan Ibu Sumartini Astirah yang bersedia dengan senang hati merawat putra kedua kami yang sedikit terlantar sejak Lie dirawat; mbak Denok dan mas Puji dan Rindra yang memberikan dukungan moril, materil dan membantu merawat Yan; keluarga suamiku, Franky Haritz, mama atas dukungan dan perhatiannya, Lina, Edu, Linda atas semua dukungan moril dan materil dan info2 yang berguna bagi kesembuhan Lie;
Terimakasih untuk keluarga besar dari pihak orang tua kami; mbak Wuri dan keluarga, mbak Ike dan keluarga, Om Didi dan keluarga, Ik Lin dan keluarga, Ku Yong yang telah memberikan semua dukungan yang kami butuhkan.
Terimakasih juga untuk teman2 sekolah dan profesi kami yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan teman2 kerja suamiku, di AMS.
Semua doa dan dukungan kalian Insya Allah akan dibalas Allah berlipat ganda.
Amin.