Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization. Kami adalah kelompok dari Kanada yang terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang ke sini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.
Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada di sini untuk berbicara bagi semua generasi yang akan datang.
Saya berada di sini mewakili anak-anak yang kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.
Saya berada di sini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak didengar.
Saya merasa takut untuk berada di bawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yang dibawa oleh udara.
Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.
Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.
Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?
Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!
Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita. Anda tidak tahu bagaimana cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya. Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.
Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!
Di sini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi dan anda semua adalah anak dari seseorang.
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.
Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.
Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.
Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuangnya, beli dan kemudian buang.
Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan. Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.
Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.
Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: ” Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang ” .
Jika seorang anak yang berada di jalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?
Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.
Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?
Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konferensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharusnya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, ” Semuanya akan baik-baik saja”, kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.”
Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”.
Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya MENANTANG ANDA, cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.
Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.
Landscape bisa diartikan sebagai bentang alam suatu daerah atau kawasan.. Dalam blog ini, 'my landscape' berarti bentang pikiranku... Enjoy and hope it will brings goodness...
Tampilkan postingan dengan label anak pertama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label anak pertama. Tampilkan semua postingan
Jumat, 25 November 2011
Minggu, 15 Agustus 2010
Namanya....
Lelaki itu bernama Adli Balian Haritz.. Kedua orang tuanya memiliki latar belakang yang cukup berbeda.. Mereka berbeda ras dan awalnya berbeda agama. Mereka dibesarkan dengan pola pikir yang cukup berbeda. Mereka punya kesukaan dan hobi yang bener2 beda.
Sang ayah yang berbeda sekitar 3th dengan sang ibu berasal dari suku Cina Jawa beragama Katholik. Sementara sang ibu berasal dari suku Jawa Pribumi beragama Islam. Dengan kesepakatan2 selama masa pendekatan, mereka berdua berhasil mendamaikan perbedaan2 tersebut dan melebur menjadi sebuah keluarga kecil.
Arti kata yang melatarbelakangi nama lelaki itu cukup sederhana tapi mendalam. Adli berarti Adil dalam bahasa Arab. Nama ini persembahan sang nenek (dari pihak ibu) yang menginginkan agar lelaki ini dapat bersikap adil di tengah2 perbedaan yang melatarbelakangi kehidupannya di masa mendatang.
Balian diambil dari nama seorang ksatria perang salib beragama Katholik yang begitu mencintai istrinya sehingga dia rela meninggalkan segalanya untuk menebus dosa sang istri yang mati bunuh diri. Dia mencari jawaban namun malah mendapatkan posisi penting di Jerusalem yang nantinya dia serahkan ke pihak Islam yang dipimpin Salahuddin karena merasa bahwa tentara Islam bersikap lebih baik kepada penduduk Jerusalem dibandingkan tentara Jerusalem itu sendiri.
Diharapkan sifat ini dapat mencerminkan sifat Balian baru yang dapat mengambil sisi positif dan obyektif dari segala perbedaan yang ada.
Kata2 yang Balian (ksatria perang salib) ucapkan di bukit Golgota sambil memandang salib penghukum Kristus: "Sayangku, bagaimana kau bisa berada di neraka padahal kau tidak pernah pergi meninggalkan hatiku." menggambarkan betapa Balian sangat mencintai istrinya dan bersedia melakukan apa saja agar istrinya bebas dari neraka (menurut kepercayaan saat itu, setiap orang yg mati bunuh diri akan langsung masuk neraka).
(Film Kingdom of Heaven)
Diharapkan sifat ini dapat mencerminkan sifat Balian baru yang dapat mengambil sisi positif dan obyektif dari segala perbedaan yang ada.
Kata2 yang Balian (ksatria perang salib) ucapkan di bukit Golgota sambil memandang salib penghukum Kristus: "Sayangku, bagaimana kau bisa berada di neraka padahal kau tidak pernah pergi meninggalkan hatiku." menggambarkan betapa Balian sangat mencintai istrinya dan bersedia melakukan apa saja agar istrinya bebas dari neraka (menurut kepercayaan saat itu, setiap orang yg mati bunuh diri akan langsung masuk neraka).
(Film Kingdom of Heaven)
Haritz diambil dari nama sang ayah. Sewaktu memutuskan untuk memeluk agama Islam, sang ayah mencari nama tambahan sebagai penanda agamanya. Didapatlah nama 'harrits' yang kalau tidak salah berarti singa atau orang yang dinomorsatukan. Jadilah sang ayah memilih nama tersebut sebagai nama belakangnya dengan sedikit penyesuaian unik -> Haritz
Lelaki itu juga mempunyai panggilan unik, Lie. Panggilan ini diharapkan dapat mencitrakan ras Cina dari ayahnya sekaligus mengakrabkan dan memudahkan.
Jadilah nama lengkap lelaki itu Adli Balian Haritz atau pendeknya Lie Haritz.
Lahir sebagai anak pertama di Jakarta, 28 Januari 2009 secara normal dan tidak menyusahkan.
Lelaki tersebut merupakan inspirasi dan kebanggaan bagi kedua orangtuanya. Sepertinya tidak cukup kata untuk melukiskan dan menggambarkan keberadaannya.
Lelaki tersebut merupakan inspirasi dan kebanggaan bagi kedua orangtuanya. Sepertinya tidak cukup kata untuk melukiskan dan menggambarkan keberadaannya.
Ke 26 huruf yang telah diciptakan bangsa Romawi tidak cukup banyak untuk menggambarkannya. Menggambarkan betapa berartinya dia. Menggambarkan keberadaannya.
I love so much, son...
Yanuar Prihana Nurantini
Jumat, 08 Mei 2009
Akhirnya...
Waktu itu Jumat pagi tgl 27 Februari sekitar jam 3.45. Perut gw terasa mules yg datang dan pergi. Pas pipis di kamar mandi, ternyata ada bercak merah. Nggak jadi subuh an deh, gw malah sms dokter kandungan gw n menginform kondisi gw. Soalnya jadwal gw kontrol besoknya tgl 28. Dokter memberi jawaban sekitar jam 6an. Ke RS aja deh, biar di cek bidan jaga.
Sekarang Lie udh 2 bln lebih. Badannya gemuk bgt. Asi gw nggak cukup (abis Lie rakus banget), jadi gw tambah pake susu formula. Sekarang dia udh bisa ngoceh nggak jelas, ngeliat lawan bicara, mendengar dan ketawa. Hihi.. lucu banget. Nggak kebayang ngurus anak waktu masih bujang. Apalagi gw termasuk orang yg cinta anak kecil tapi nggak suka bayi. Heheheee..
Yasud, jam 7an lewat gw langsung ke RS. Laki gw juga terpaksa berangkat telat demi gw. Hehehe.. Stl diperiksa bidan, rupanya gw udh bukaan 2. Menurut dokter melalui bidan, gw sebaiknya nginep di RS aja, spy kalo ada apa2 cepet penanganannya. Ya.. nginep deh jadinya. Bidannya pesen spy banyak2 jalan. Tapi pas gw ngajak nyokap (yg lagi nemenin gw) jalan ke Tiptop kira2 200 m dari RS malah dimarahin.. Gimana sih... ^_^
Sore dokternya dateng n gw diperiksa. Katanya gw masih bukaan 2. Seandainya sampai besok pagi bukaan gw dibawah 5, maka gw dipersilahkan pulang. Prediksi dokter kalau seandainya melahirkan, Insya Allah bisa normal, karena dr data usg berat bayi 2,8 kg. Kembalilah gw ke kamar menginformasikan situasi tersebut ke keluarga gw yg ada di kamar.
Malemnya gw ditinggal berdua sama Franky. Ya iyalah. Ngapain juga rame2 nginep di RS. Mama Franky juga sempet nengok jam 10an malem bareng ipar gw, Edu. Saat itu Edu (yg udh punya anak 2) sempet bilang, kalo gw masih bisa senyum berarti masih bukaan kecil. Kalo udh bukaan 6 ke atas, bisanya cuma nangis n nangis darah. Gw ketawa aja. Karena emang waktu itu gw masih bisa ketawa. Mulesnya cukup sering, tp tdk menyiksa. Sepulang mereka, gw mencoba tidur yg kebangun terus gara2 perut yg ngejang. Sementara laki gw tidur dgn lelapnya di sofa sebelah tempat tidur gw. Sirik deh...
Lewat jam 12 malem. Gw udh nggak bisa tidur sama sekali. Nonton Nothing Hill tp nggak konsen. Lama kelamaan kejang (apa mules ya..) di perut gw makin menggila. Akhirnya gw bangunin laki gw, n gw suruh dia duduk deket gw supaya saat kejang itu datang, gw bisa peluk dia. Awalnya cuma meluk Franky pas kejangnya datang. Lama2 nungging di tempat tidur, gigitin sofa, jungkir balik, pokoke banyak tingkah deh. Pas baru bangunin Franky gw juga sempet minta panggilin bidan jaga (namanya bidan Ratna) utk cek kondisi gw. Ternyata masih bukaan 3. Lama jg prosesnya. Dari pagi sampe malem cuma beda 1 bukaan. Selama proses kejang yg menyakitkan itu gw juga minta Franky bolak balik panggil bidan utk cek kondisi gw. Yang dijawab dgn sabar oleh bidan Ratna bahwa memang begitulah kondisinya kalau mau melahirkan. Sementara utk pengecekan, bisa dilakukan lagi jam 4.
Gw udh nyerah banget ngerasain kejang perut tsb. Bahkan sekitar jam 3 pagi gw sempet sms dokter utk minta obat penghilang sakit kontraksi. Yang tentu saja tidak dibalas oleh dokternya. Gw juga sempet bilang ke bidan kalau gw mau cesar aja. Tapi jawabannya bikin sakit hati. Katanya, kalau mau cesar bisanya jam 6 pagi, karena sekarang tdk ada dokter anestesi nya. Halah.. Gw sempet shock denger jawaban tsb yg kelak akan gw syukuri.
Jam 4, gw langsung minta Franky panggilin bidan Ratna utk ngecek lagi. Dengan tertatih2 gw pindah kamar ke ruang bersalin utk dilihat bukaannya. Kali ini udh bukaan 8. Bidan Ratna langsung menghubungi dokter spy segera datang dan menghubungi suster di bagian lain utk membantu proses persalinan. Saat itu Franky disuruh nemenin gw yg udh nggak bisa mikir. Bismillah.
Rasa yg timbul adalah keinginan buang air besar yg luar biasa. Dan pas kontraksi datang (berarti berasa pingin bab), gw bilang ke bidan yang dijawab nyebelin, tahan sebentar ya bu... Nah lo.. pengen boker udh diujung tanduk disuruh nahan?? Matamu. Tapi tentu aja, gw nggak ngomong apa2, gw ngikutin aja apa yg disuruh meskipun dalam hati mengumpat2. Hehehe..
Alhamdulillah dokter segera datang dan proses persalinan berjalan lancar sekali. Gw mengejan kira2 3-5 kali lalu keluar deh ‘isi perut’ gw sekitar jam 4.45 tgl 28 Februari 2009, pas setelah adzan subuh selesai, dengan diiringi lautan darah yang rupanya hampir bikin laki gw pingsan. ‘Isi perut’ tersebut adalah bayi laki2 dgn tinggi 48cm dan berat 3,2kg yang langsung gw panggil Lie (emang udh ditentuin namanya). Lahir dgn sehat dan ‘mudah’, menurut dokternya. Suara tangis Lie seolah2 nerusin panggilan adzan yg telah berakhir. Alhamdulillah. Allahu Akbar.
Setelah Lie lahir, gw pikir siksaan itu sudah berakhir. Ternyata dokter dengan santai nyuruh gw rileks dulu lalu meng obok2 perut gw yg kali ini udh kempes banget. Gw cuma bisa pasrah lagi tentunya. Tapi nggak terasa tau2 sdh selesai. Dan tau2 nyokap masuk ke ruang bersalin dan menyatakan rasa syukurnya. Rupanya keluarga gw datang ke RS pas gw diinformasikan udh bukaan 8. Laki gw yg menelpon mereka. Gw bersyukur banget ada mereka di situasi seperti itu. Dan laki gw yg terus ada di samping gw. Langsung aja gw maksa jalan pindah ke kamar gw dgn dipapah Franky tentunya (kira2 setengah sp sejam stl melahirkan).
Lie bener2 bayi yg tidak menyusahkan. Sejak di dalam perut gw tdk merasakan gangguan selama kehamilan selain perut yg membesar dan nafsu makan yg bertambah. Begitu melahirkan, prosesnya jg bagus. Bukaan dulu baru ketuban pecah. Semuanya berjalan normal tanpa ditambah obat macem2. Mungkin karena menjelang hari H gw masih jalan2 nggak keruan, termasuk ngecek proyek di Cikampek yg jauh bgt itu. Jadwal kelahiran Lie jg termasuk cepat, karena prediksi dokter, Lie lahir sekitar 9-10 Maret. Jadi gw gakada persiapan utk istirahat atau apa pun. Bahkan gw punya jadwal utk senam hamil hari Seninnya, tgl 2 Maret. Heheheee...
Gw pernah denger tentang ‘baby blues’. Dan gw menyatakan diri ke sobat gw bahwa gw gak mau ‘baby blues’, tp ‘baby rock’ aja. Dan bener kejadian. Gw sama sekali nggak stres ngurus Lie kecil. Dia byk tidur dan bangun cuma utk minum susu atau buang air. Bahkan gw nggak pake pampers utk mempermudah ngurus Lie. Semakin gede, tidurnya semakin berkurang. Tapi tetep nggak nyusahin. Mungkin karena ada orang2 yg membantu gw mengurus Lie kali ya. Kaya laki gw yg mengurus Lie stl dia pulang kantor, jadi gw bisa tidur (kebo tetep lanjut). Atau mbah nya yg bantuin megang Lie kalo udh waktu gw makan. Alhamdulillah.
Alhamdulillah, gw terus bersyukur setiap ngeliat Lie. Karena dia bayi yg sehat dan tidak menyusahkan.
To my Beloved Son, Lie Haritz
My big thx especially to:
My Lovely Husband, Franky Haritz
My Family, Bpk Hadi & Ibu Sumartini, Mbak Denok & Mas Puji & Rindra
My Husband’s Family, Mama Lay Nie & Papa Soei, Lina & Edu, Linda & Fredy
Dr. Susilawati, Sp.Og
Bidan Ratna
Selasa, 09 Desember 2008
Perubahan Fisik
Masuk triwulan ketiga, bodi gw tambah nggak keruan... Terutama dari soal ukuran, soalnya gw kan terbiasa bgt sama ukuran M dan baju murahan berukuran kecil.. Nah, sekarang seandainya memaksakan diri pake ukuran itu, otomatis perut yg udh mulai gendut dan bodong pasti bakal meronta2 utk memperlihatkan dirinya kpd dunia...
Secara kebiasaan sih alhamdulillah nggak ada yg susah.. paling napsu makan yg agak susah dikontrol, karena telat sedikit biasanya langsung sakit perut. Alhasil orang2 yg sering naik mobil gw menjadi lebih berbahagia karena selain disetirin, mereka juga bisa ngemil biskuit yg selalu tersedia..
Dari dada ke atas, ukuran masih sama, jadi kalo ngeliat pasfoto, nggak berubah deh.. Tapi dada kebawah mulailah membesar lalu mengecil lagi di kaki. Kalo lagi duduk kaya celengan semar gitu deh.. Hihihihi lucu....
Yang paling mengganggu tentunya ukuran perut. Karena selama ini ukuran perut gw nggak pernah lebih dari 4 jengkal kelilingnya. Apalagi posisi favorit gw itu model duduk nya L (Deathnote) yg naikin kaki (apa nangkring?).
Sekarang kalo memaksakan diri berposisi seperti itu, jatuhnya kaya kodok lagi nunggu mangsa di pinggir kolam. Nggak lucu banget kan..
Tapi overall, gw menikmati sekali keberadaan makhluk ini di perut gw. Meskipun kadang2 gw berkhayal bahwa yg di perut gw ini ‘alien’ yg meronta minta keluar dengan merobek perut gw kalo geraknya lagi heboh dan bikin ngilu, atau pura2 ngerubah anatomi perut yg gw melalui kekuatan pikiran kalo geraknya nggak terlalu heboh...
Belum lagi kebiasaan2 aneh yg timbul bawaan yg di perut (membela diri). Misalnya mempelesetkan lagu, ngetawain orang2, pikiran yg kadang2 nggak sinkron sama mulut.. Orang2 di sekitar gw selalu ngingetin sih, tapi biasanya gw bales dengan ‘Jangan dengar ya nak, banyak iblis di luar...’ Nah lo.. padahal siapa yg meng iblis kan siapa ya...
Yah semoga nanti dia menjadi anak yang baik, berguna bagi segala sesuatu yg melingkupinya, termasuk manusia, binatang dan lingkungan. Dan semoga dia menjadi orang yg teguh agamanya, tdk seperti ortu nya yg kadang2 bejad.. Hahaha.... Amin
Jumat, 17 Oktober 2008
Perubahan Metabolisme
Beberapa bulan terakhir ini gw merasakan ada yg berubah di diri gw. Sebenernya rada nggak jelas juga sih. Tapi yg paling berasa adalah, gw jadi males banget... Apalagi yg namanya bangun pagi. Ampun deh... Udh biasanya males, kali ini semakin menjadi-jadi.
Biasanya tiap pagi setelah menyelesaikan kewajiban2 pagi, gw selalu nonton film seri di salah satu stasiun TV kabel. Setelah abis, baru deh ngapa2in. Kalo ada janji pagi ya langsung mandi, kalo gak ada janji ya bersih2 atau ngapain kek.. Tapi beberapa bulan terakhir ini, setelah sendirian di rumah, gw langsung molor lagi sampe jam 9 ato 10. Kebo banget. Alhasil, semua janji pagi gw diatur sedemikian rupa spy jadinya siang atau sore. Soalnya, kalo acara 'tidur pagi' itu tdk terpenuhi, maka otak gw bakal 'selon' sepanjang hari. Pernah gw jadi mengidap sindrom ‘Glodokan Keraton’ gara2 nggak ketutup kebutuhan tidur pagi.
Selain itu, makan gw juga jadi banyak banget. Rasanya pingin ngunyah mulu. Sarapan aja dilakukan 2x, pagi bareng my number one dan satu lagi setelah bangun tidur (jam 9 ato 10 itu). Entah itu roti atau mi instant atau malah nasi.
Ternyata oh ternyata, perubahan metabolisme tersebut karena ada sebuah kehidupan baru di dalam tubuh gw. Kehidupan baru yang baru gw ketahui dan yakini keberadaannya setelah belasan minggu.
Hal ini juga yg menyebabkan gw disarankan utk tidak berpuasa oleh dokter. Sebenernya sih, bukannya tidak boleh, tapi kalau merasa lapar atau lemes, sebaiknya berbuka. Nah, saran ini gw dapatkan di minggu2 awal puasa. Yang disebabkan perut gw melilit sekitar jam 5 sore (bayangin, jam 5 sore!!) di hari ke 6 puasa. Kebetulan 5 hari sebelumnya gw masih ikutan puasa. Langsung malemnya ke UGD. Disitulah gw mendapatkan saran untuk tidak berpuasa tersebut. Diperkuat oleh perkataan dokter kandungan hampir seminggu kemudian. Ya sudahlah.. Mungkin memang sebaiknya gw absen puasa di tahun ini...
Langganan:
Postingan (Atom)